REVIEW JURNAL
ANALISIS LOGAM-LOGAM TRANSISI DAN IDENTIFIKASI SENYAWA-SENYAWA KIMIA PADA BATU MERAH DI DESA TAJUN DAN SEKITARNYA
I Wayan
Karyasa dan I Made Kirna
Jurusan Pendidikan Kimia FMIPA
Undiksha
Jurnal
Analisis Logam-Logam Transisi Dan Identifikasi Senyawa-Senyawa Kimia Pada
Batu Merah Di Desa Tajun Dan Sekitarnya bertujuan untuk menganalisis kadar logam-logam transisi yaitu Fe,
Co, Ni, Ci, Mn, Cr dan Ti yang terdapat dalam batu merah dengan variasi warna
merah tanah, merah darah, merah kehitaman dan hitam, kemudian menjelaskan
kenapa terjadi perbedaan kadar logam-logam transisi pada variansi warna
tersebut dan dihubungkan keterkaitan dengan variasi warna yang ada. Lalu untuk
mengidentifikasi warna pada senyawa-senyawa kimia yang terdapat pada batu merah
bervariasi warna tersebut dan menjelaskan keterkaitan antara keberadaan
senyawa-senyawa kimia dalam batu merah dengan variasi warna yang dimilikinya.
I.
Pendahuluan
Hal yang melatarbelakangi penelitian ini
adalah kemungkinan batu merah di daerah Desa Tajun yang biasanya hanya
digunakan sebagai bahan bangunan dapat digunakan sebagai pigmen anorganik
alami.
Pigmen anorganik alami dari hasil penambangan deposit lempung dan batuan
permukaan mampu bersifat permanen dalam dalam waktu yang lama. Potensi
menjadikannya pigmen anorganik alami karena batuan yang berwarna merah tanah
sampai merah gelap (kehitaman) tersebut berpori-pori, stabil, tidak ditumbuhi
lumut, tidak luntur oleh sinar matahari dan guyuran air hujan, serta menurut
penelitian Karyasa dan Sudria (2005) dengan memberi pengaruh bubuk dari
berbagai ukuran partikel yaitu dengan pencucian bubuk dengan larutan asam
berbagai pH dan pemanasan bubuk sampai 800oC menunjukkan kestabilan warna dari
batu merah tersebut.
II.
Metode
Metode penelitiannya yaitu mengambil
bongkahan batu merah dengan warna merah tanah, merah darah, merah kehitaman,
dan hitam dari lima lokasi berbeda lalu mencucinya dengan aquades beberapa kali
dan dikeringkan sampai beratnya konstan. Sampel serbuk didapatkan dengan
menjadikan satu masing-masing variasi warna dari lima lokasi tersebut dan
dijadikan bubuk yang homogen. Kemudian menambahkan larutan campuran asam nitrat
dan asam klorida, menambahkan asam flourida 48% secukupnya pada tiap-tiap bubuk
sampel sampai terdestruksi sempurna, dan mengencerkannya. Lalu melakukan
menganalisis kadar logam-logam transisi (Fe, Co, Ni, Cu, Cr, dan Ti) dengan
metode AAS (atomic absorption spectroscopy) dan mengidentifikasi
senyawa-senyawa kimia yang terdapat dalam batu merah menggunakan metode
difraksi sinar X bubuk (XRD) dengan radiasi Cu Kα1 (λ = 154,06 pm) dan
pengurkuran pada rentang 2θ = 5 – 85o (suhu kamar).
III.
Hasil
dan Pembahasan
Analisis
Logam Transisi dengan AAS
Kandungan besi paling besar ke kecil yaitu pada
batu merah variasi warna merah tanah ke warna semakin gelap (hitam). Batu merah
berbagai variasi warna mengandung kadar Fe yang lebih tinggi dibandingkan
dengan kadar rata-rata Fe pada kerak bumi (5,2% berat). Warna merah pada batu
merah mungkin karena kandungan logam Fe. Kandungan kobal (Co) pada variasi
warna hitam paling besar dan meningkat kadarnya dari warna merah tanah ke
hitam. Batu merah berbagai variasi warna mengandung kobal lebih dari 7-11 kali lipat
dari kadar rata-rata Co pada kerak bumi (0,001% berat). Kandungan nikel (Ni)
pada batu merah variasi warna hitam paling besar, namun sampel warna merah
darah kadarnya paling kecil dan selisihnya dengan warna terdekat (merah tanah
dan merah kehitaman) tidak besar jika dibandingkan dengan sampel warna hitam. Namun
batu merah berbagai variasi warna mengandung nikel yang jauh lebih kecil dibandingkan
dengan kadar rata-rata Ni pada batuan kerak bumi (0,020% berat). Kandungan
tembaga (Cu) paling besar pada batu merah variasi warna hitam. Namun sampel
warna merah darah kadarnya paling kecil dan selisihnya dengan warna terdekat
(merah tanah dan merah kehitaman) tidak besar jika dibandingkan dengan sampel
warna hitam. Hal ini mirip dengan kandungan nikel (Ni). Batu merah dengan
variasi warna merah darah dan merah hampir sama dengan kadar rata-rata Cu pada
batuan kerak bumi (0,0001% berat), namun berbeda cukup besar untuk batu merah
warna kehitaman sampai hitam. Kandungan kromium (Cr) paling besar pada batu
merah variasi warna merah tanah melebihi kandungan Cr batuan kerak bumi
rata-rata (0,037% berat), namun sampel batu merah warna merah darah, merah
kehitaman, dan hitam mengandung kromium yang jauh lebih kecil. Warna kekuningan
pada batu merah tanah kemungkinan ada kaitannya dengan kandungan kromium.
Identifikasi
senyawa kimia dengan XRD
Pola difraksi sinar X dari bubuk sampel batu
merah bervariasi warna (S1 = merah tanah, S2 = merah darah, S3 = merah
kehitaman, S4 = hitam)
Menurut
gambar pola-pola difraksi diatas terdapat kemiripan pola dasar karena mungkin
ada kesamaan fasa utama penyusun keempat sampel batu merah tersebut. Namun, ada
beberapa perbedaan puncak-puncak kecil dengan kuantitas kecil pada
masing-masing sampel, hal ini mungkin karena adanya fasa-fasa sampingan (mungkin
senyawa kimia) yang disebut fasa pengotor. Terlihat terjadi pergeseran pada dua
theta dan intensitas tanpa mengubah kerangka dari strukutur senyawa kimia fasa
utama atau fasa sampingan sehingga disimpulkan bahwa mungkin ada keterkaitan
antara variasi warna pada batu merah dengan pergeseran yang terjadi.
Selanjutnya untuk mengidentifikasi senyawa-senyawa kimia dilakukan dengan cara
finger print, hasil indetifikasinya sebagai berikut:
Identifikasi fasa cara “finger print” dari
bubuk sampel warna hitam dan warna merah tanah
Hasil
dari identifikasi fasa dengan cara finger print pada batu merah berwarna merah
tanah terhadap pola difraksi yang kemudian dicocokkan dengan bank data dari
ICSD (kristal tunggal) dan PDF (bubuk) yaitu terdapat
aluminosilikat-aluminosilikat Fe (PDF nomor 84-0983 dan 74-2020), Mn (PDF nomor
87-1717 dan 85-1278), Co (PDF nomor 86-0657), Ni (PDF nomor 74-0731), Cu (PDF
nomor 84-0391), Ti (PDF nomor 22-0502), dan oksida-oksida besi (α-Fe2O3, ICSD
nomor 82904 dan Fe3O4, ICSD nomor 20596). Dari sampel ini terjadi pergeseran
dua theta pada aluminosilikat dan oksida yang mungkin karena adanya ikatan
aluminosilikat atau karena adanya substitusi kation-kation pada logam transisi
tersebut.
Ketika
membandingkan hasil identifikasi antara sampel batu merah berwarna hitam dengan
berwarna merah tanah ditemukan fasa yang sama yaitu beberapa aluminosilikat
dari Fe (PDF nomor 84-0983 dan 74-2020), Mn (PDF nomor 87-1717 dan 85-1278), Co
(PDF nomor 86-0657), Ni (PDF nomor 74-0731), Cu (PDF nomor 84-0391), Ti (PDF
nomor 22-0502) dan oksida-oksida besi (α-Fe2O3, ICSD nomor 82904 dan Fe3O4,
ICSD nomor 20596). Namun, terjadi pergeseran dua theta dan perubahan intensitas
dari puncak-puncak utama beserta sekumpulan puncak lainnya yang mungkin karenan
adanya perpaduan beberapa aluminosilikat atau substitusi kation-kation logam
transisi oleh kation logam transisi lainnya dengan komposisi tertentu pada
aluminosilikat utama penyusun batuan tersebut.
Secara
keseluruhan, identifikasi batu merah dengan pola difraksi sinar X ini
didapatkan fasa utama penyusunnya yaitu senyawa aluminosilikat dari besi (Fe),
yaitu Sillimanit (PDF 84-0983) dengan rumus kimia Fe0,02Al1,98SiO5 atau
Almandin (PDF 74-2020) dengan rumus kimia Fe3Al2(SiO4)3 atau gabungan keduanya
dengan pertukaran ion-ion Al3+ dan Fe3+ dengan ion logam transisi lainnya
karena interkalasi (ion-ion logam lainnya tersebut menempati ruang interstisi
kristal aluminosilikat). (M1)a(M2)bFecMndTieCof{NigCuhCri(M3)j}AlxSiyOz merupakan
rumus senyawanya dengan (M1 = logam alkali, M2 = logam alkali tanah, M3 = logam
lainnya yang keberadaannya sangat kecil (trace)).
Adanya
aluminosilikat-aluminosilikat lainnya menunjukkan adanya fasa pendamping.
Sedangkan oksida-oksida besi terbentuk sebagai akibat dari substitusi ion besi
dengan ion-ion logam transisi lainnya atau karena terjadinya interkalasi dimana
ion-ion logam lainnya tersebut menempati ruang interstisi kristal
aluminosilikat. Rumus senyawanya yaitu (M1)a(M2)bFec{MndTieCofNigCuhCri(M3)j}Oz.
Selain itu, mungkin juga terbentuk fase pendamping lainnya berupa besi silikat
termodifikasi. Rumus senyawanya yaitu (M1)a(M2)bFecMndTieCof{NigCuhCri(M3)j}SiyOz.
Besi silikat ini terbentuk karena mungkin selain untuk menyeimbangkan kadar
aluminium dengan kadar Si juga bisa menjelaskan penuyusun batu merah (kecuali
warna hitam) sebesar 80% komponen belum teridentifikasi, yang mungkin adalah Si
dan O (penyusun utama silikat).
Keterkaitan
variasi fasa teridentifikasi dengan variasi warna batu merah
Besi
aluminisilikat termodifikasi kemungkinan memberi kontribusi warna merah tanah
(merah coklat kekuningan) jika fraksi mol Mn, Cr, Si semakin besar, sedangkan
kontribusi warna hitam diberikan oleh fraksi mol Fe, Ti, Co dan Al. Warna merah
tanah dikontribusi juga oleh fasa besi silikat termodifikasi. Tetapi warna
hitam dikontribusi oleh oksida-oksida besi termodifikasi.
IV.
Simpulan
Menurut saya, walaupun secara keseluruhan jurnal ini
sudah menjawab tujuan penelitian, namun hasil yang didapatkan belum cukup
menjawab apa yang melatarbelakangi penulisan penelitian ini, dimana batu merah
ini berpotensi menjadi pigmen anorganik alami. Terlihat dari kesimpulan yang
tidak menyimpulkan apa yang jadi melatarbelakangi penelitian. Selain itu sesuai
dengan penulis penelitian ini, memang perlu dikaji lebih dalam lagi karena data
yang didapatkan masih sangat terbatas, ditunjukkan dari belum
teridentifikasinya 80% komponen batu merah (selain variasi warna hitam) serta
dengan banyaknya dugaan dugaan (masih berupa kemungkinan) pada identifikasi XRD
dari penulis penelitian ini. Dugaan-dugaan ini karena identifikasi XRD memang
harus diikuti dengan metode-metode lain agar mendapatkan hasil identifikasi
yang menyeluruh sehingga menemukan kesimpulan yang lebih konkret.
Jurnalnya nyari sendiri ya.. :) di google banyak.. Maaf apabila ada penulisan kata yang kurang berkenan terlebih kepada penulis penelitian ini, ini hanya sebagai tugas menempuh kuliah analitik saya.. Semoga bermanfaat bagi kita semua. Jangan dijadikan copy paste tugas ya.. :D alangkah baiknya kalau hanya dijadikan referensi saja. Terimakasih.
Diana Muslichatun
P. Kimia A / K3311020
Tidak ada komentar:
Posting Komentar